Cinta, satu kata berjuta makna. Cinta yang dapat membuat kita merasakan senang dan sedih secara bersamaan. Cinta yang membuat orang dapat mengerti satu sama lain, membuat orang jadi saling menghargai, membuat orang lebih berarti. Menurut sebuah subteori dupleks teori cinta (duplex theory of love) dari Robert J. Sternberg (1995; 1998b; dalam proses cetak), cara cinta berkembang sudah merupakan sebuah cerita. Para kekasih adalah penulis ceritanya, serta jenis cerita yang mereka ciptakan mencerminkan kepribadian mereka dan konsepsi mereka tentang cinta.
Mungkin sebagian dari kita berpendapat “belum hidup kalau belum menikmati cinta”. Karena cinta pasti ada dan semua orang pernah merasakannya. Entah itu cinta kepada orang tua, sahabat, teman, lawan jenis, bahkan sampai pada suatu benda. Cinta merupakan salah satu kebutuhan hidup. Maka dari itu, cinta termasuk dalam salah satu teori kebutuhan dari Maslow.
Mengenai definisi cinta, semua orang pasti memiliki versinya masing-masing. Sampai sekarang cinta masih merupakan salah satu emosi yang paling sulit untuk didefinisikan secara tepat. Namun Freud menyatakan bahwa cinta romantis merupakan satu kekuatan yang sangat dahsyat dan tidak masuk akal, yang ditandai dengan suatu psikosis temporer (gangguan mental yang serius, dengan perasaan yang nyata sekali beres terhadap realitas). Jung memandangnya sebagai dorongan yang fatal. ‘Cinta itu buta’, ‘Bertekuk lutut di hadapan cinta’, ‘Segalanya terlihat baik saat bercinta dan perang’ menunjukkan kekebalan para kekasih dari kekangan-kekangan yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Sejak lahir, anak-anak memiliki ikatan-ikatan sensual dan emosional yang kuat dengan kedua orang tua mereka, tetapi pengalaman pertama cinta seksual di luar keluarga biasanya terjadi pada masa remaja, sebagai ‘cinta monyet’. Seiring berjalannya waktu, cinta itu akan tumbuh menjadi sesuatu yang dianggap serius. Namun, hubungan cinta tidak mesti sinonim dengan perkawinan. Cinta dapat dan benar-benar bisa terjadi tanpa perkawinan, dan perkawinan dapat dan benar-benar terlaksana tanpa cinta.
Sosiolog asal Kanada, John Lee, pada tahun 1974 berpendapat bahwa pada dasarnya ada enam ‘gaya cinta’ yang berbeda. Orang biasanya memiliki kombinasi dua atau lebih gaya bercinta berikut ini – yang menghasilkan semacam profil cinta – bukannya hanya satu tipe cinta yang murni.
© Storge : ini merupakan cinta yang lebih didasarkan pada persahabatan, bukannya pada nafsu. Kekasih-kekasih tipe storgis sangat menginginkan perkawinan dan komitmen.
© Agape : ini merupakan satu bentuk cinta yang tidak mementingkan diri sendiri dan selalu ingin berkorban. (Secara tradisional, agape adalah bentuk cinta spiritual, religius, dan altruistik).
© Mania : ini merupakan cinta yang bersifat obsesif dan sangat tergantung kepada pasangannya. Kekasih-kekasih maniak seringkali bersikap neurotis dan cemburu kepada pasangannya.
© Pragma : tipe cinta di mana perasaan pasangan dilandasi oleh pikiran yang tenang terhadap realisme untuk mencapai prestasi-prestasi pribadi. Kekasih-kekasih pragmatis secara sadar mencari pasangan yang ‘tepat’ untuk dijadikan kekasih hatinya.
© Ludos : ini merupakan tipe cinta yang lebih banyak menerapkan pendekatan permainan dalam menjalin cinta dengan pasangannya. Kekasih-kekasih ludik adalah para pencari sensasi atau memiliki beberapa pasangan sekaligus.
© Eros : ini merupakan tipe cinta yang romantis dan sentimental. Kekasih-kekasih eros memiliki keyakinan yang kuat dalam cinta pada pandangan pertama, tapi begitu erotisme memudar, mereka tergerak untuk mencari penggantinya.
Selain itu terdapat juga subteori lain tentang cinta oleh Sternberg yaitu subteori segitiga cinta (triangular subtheory of love) (1986; 1998a; dalam proses cetak), ketiga unsur atau komponen cinta adalah keintiman, gairah dan komitmen. Keintiman, unsur emosional, melibatkan pengungkapan diri, yang mengarah ke keterikatan, kehangatan, dan rasa percaya. Gairah, unsur motivasional, didasari oleh dorongan yang mentranslasi rangsangan fisiologis menjadi hasrat seksual. Komitmen, unsur kognitif, merupakan keputusan untuk mencintai dan bertahan dengan sang kekasih. Derajat tiap tiga unsur menentukan jenis cinta yang dirasakan seseorang. Jenis-jenis cinta tersebut adalah sebagai berikut:
© Non-cinta (Non-love) : ketiga komponen cinta – keintiman, gairah, dan komitmen – tidak ada. Non-cinta menggambarkan kebanyakan hubungan interpersonal, yang merupakan interaksi yang sangat biasa.
© Menyukai (Liking) : keintiman merupakan satu-satunya komponen yang ada. Tidak ada kedekatan, pemahaman, dukungan emosional, afeksi, ikatan, dan kehangatan. Gairah maupun komitmen juga tidak ada.
© Gairah (Passion) : gairah merupakan satu-satunya komponen yang ada. Ini merupakan “cinta pada pandangan pertama”, ketertarikan fisik dan rangsangan seksual yang kuat, tanpa keintiman atau komitmen, infatuasi dapat membara dan mati seketika – atau pada situasi tertentu, bertahan lama.
© Cinta kosong (Empty love) : komitmen merupakan satu-satunya komponen yang ada. Cinta kosong seringkali ditemukan pada hubungan jangka panjang yang telah kehilangan keintiman dan gairah, atau dalam pernikahan yang dijodohkan.
© Cinta Romantis (Romantic love) : terdapat keintiman dan gairah. Kekasih romantis saling tertarik secara fisik dan terikat secara emosional. Namun, mereka tidak saling berkomitmen.
© Cinta persahabatan (Companionate love) : terdapat keintiman dan komitmen. Cinta ini merupakan persahabatan jangka panjang berkomitmen, seringkali terjadi dalam perkawinan dimana ketertarikan fisik sudah memudar tetapi para pasangan merasa saling dekat dan memutuskan untuk bersama selamanya.
© Cinta bodoh (Fatuous love) : terdapat gairah dan komitmen tanpa keintiman. Merupakan cinta yang mengarah ke hubungan bergejolak, dimana pasangan berkomitmen dengan dasar gairah tanpa memperbolehkan mereka mengembangkan keintiman. Cinta ini biasanya tidak bertahan, walaupun terhadap intensi untuk berkomitmen.
© Cinta yang sempurna (Consummate love) : terdapat ketiga komponen pada cinta “utuh” ini, yang mana banyak diperjuangkan oleh banyak orang, terutama dalam hubungan romantis. Cinta ini lebih mudah dicapai daripada dipertahankan. Masing-masing pasangan dapat mengubah apa yang mereka inginkan dari hubungan mereka. Bila salah satu pihak berubah, yang lain berubah juga. Hubungan dapat bertahan dalam bentuk yang berbeda. Bila pihak lain tidak berubah, hubungan mungkin terputus.
Dari berbagai macam kategori cinta diatas, termasuk yang manakah cinta anda??