Cirebon, kota kecil yang terletak di daerah perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah, tempat dimana Saya berasal, tempat Saya dilahirkan. Cirebon, kota yang tidak seluas dan semegah Jakarta, tapi menyimpan sejuta kenangan, kotaku tercinta.
Mungkin kalian yang baru tahu ataupun yang hanya tau namanya tidak akan percaya, bahwa kota yang terletak di pinggiran pulau Jawa, daerah pesisir yang kecil ini menyimpan berbagai macam kebudayaan yang mungkin tidak dimiliki oleh daerah lain. Kota ini menyimpan banyak cerita dibalik seuprit luas kotanya. Dari mulai sejarahnya, bangunan-bangunan kuno, berbagai macam kesenian dan budaya, sampai makanan khasnya. Itu yang membuat Saya bangga dengan kota ini.
Berdasarkan kiratabasa dalam Bahasa Sunda, kata “Cirebon” berasal dari “Ci” yang artinya “air” dan “rebon” yaitu “udang kecil” yang digunakan sebagai bahan pembuat terasi. Perkiraan ini dihubungkan dengan kenyataan bahwa dari dahulu hingga sekarang, Cirebon merupakan penghasil udang dan terasi yang berkualitas baik.
Di Cirebon terdapat salah satu dari wali sanga yaitu Sultan Gunung Jati yang memiliki nama asli Syarif Hidayatullah. Dia adalah orang yang menyebarkan agama Islam di Cirebon. Sejak Ia dinobatkan sebagai Kepala Nagari dan diberi gelar Sunan Jati, Cirebon dikembangkan menjadi pusat Kesultanan. Oleh karena itu, di Cirebon terdapat beberapa tempat bekas peninggalan pada masa Sultan Gunung Jati yaitu Keraton Kanoman yang merupakan pusat peradaban Kesultanan di Cirebon, yang kemudian terpecah menjadi Keraton Kanoman, Keraton Kasepuhan, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Keprabon. Selain itu tempat bersejarah lainnya yaitu Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Gua Sunyaragi, taman kera kalijaga, dan ada juga bangunan bekas kolonial Belanda seperti Gedung Balaikota, Stasiun Kereta Api Kejaksaan, Bank Indonesia, Pabrik Rokok British American Tobacco (BAT), Gedung Mapolresta, dan Gereja St. Yusuf.
Keraton Kasepuhan
Keraton Kasepuhan merupakan keraton yang pertama sekali didirikan sekitar abad ke 13. Sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Cirebon pada masa itu.
Sebagai Keraton Kesultanan Cirebon yang pertama, Keraton Kasepuhan memiliki sejarah yang paling panjang dibanding ketiga keraton lainnya. Keraton ini juga memiliki wilayah kekeratonan yang terluas, wilayah kekeratonannya mencapai lebih dari 10 Ha. Keraton ini terletak di selatan alun-alun dengan Masjid Agung Sang Cipta Rasa di sebelah barat alun-alun.
Banyak sejarah penting yang tersimpan di dalam keraton ini, serta benda peninggalan yang terdapat didalamnya seperti: sebuah tandu berbentuk makhluk berkepala burung dan berbadan ikan. Hal ini melambangkan “Setinggi-tingginya seorang pemimpin dalam kepemimpinannya tetap harus mampu melihat dan menyelami keadaan setiap rakyat yang berada dibawahnya”.
Keraton Kanoman
Kompleks Keraton Kanoman yang mempunyai luas sekitar 6 hektar ini berlokasi di belakang pasar Di Kraton ini tinggal sultan ke dua belas yang bernama raja Muhammad Emiruddin berserta keluarga. Kraton Kanoman merupakan komplek yang luas, yang terdiri dari dua puluh tujuh bangunan kuno. salah satunya saung yang bernama bangsal witana yang merupakan cikal bakal Kraton yang luasnya hampir lima kali lapangan sepakbola.
Di keraton ini masih terdapat barang barang Sunan Gunung Jati, seperti dua kereta bernama Paksi Naga Liman (paksi (burung), naga, dan liman (gajah) memegang senjata. Paduan bentuk itu melambangkan persatuan tiga unsur kekuatan di darat, laut, udara, menyimbolkan keutuhan wilayah) dan Jempana yang masih terawat baik dan tersimpan di museum. Bentuknya burak, yakni hewan yang dikendarai Nabi Muhammad ketika ia Isra Mi’raj. Tidak jauh dari kereta, terdapat bangsal Jinem, atau Pendopo untuk Menerima tamu, penobatan sultan dan pemberian restu sebuah acara seperti Maulid Nabi. Dan di bagian tengah Kraton terdapat komplek bangunan bangunan bernama Siti Hinggil.
Hal yang menarik dari Keraton di Cirebon adalah adanya piring-piring porselen asli Tiongkok yang menjadi penghias dinding semua keraton di Cirebon. Tak cuma di keraton, piring-piring keramik itu bertebaran hampir di seluruh situs bersejarah di Cirebon. Dan yang tidak kalah penting dari Keraton di Cirebon adalah keraton selalu menghadap ke utara. Dan di halamannya ada patung macan sebagai lambang Prabu Siliwangi. Di depan keraton selalu ada alun alun untuk rakyat berkumpul dan pasar sebagai pusat perekonomian, di sebelah timur keraton selalu ada masjid.
Keraton Kanoman masih taat memegang adat-istiadat dan pepakem, di antaranya melaksanakan tradisi Grebeg Syawal, seminggu setelah Idul Fitri dan berziarah ke makam leluhur, Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Cirebon Utara.
Keraton Kacirebonan
Keraton Kecirebonan dibangun pada tanggal 1800, Keraton ini banyak menyimpan benda-benda peninggalan sejarah seperti Keris Wayang perlengkapan Perang, Gamelan dan lain-lain.
Seperti halnya Keraton Kesepuhan dan Keraton Kanoman, Keraton Kecirebonan pun tetap menjaga, melestarikan serta melaksanakan kebiasaan dan upacara adat seperti Upacara Pajang Jimat dan sebagainya.
Gua Sunyaragi
Lebih kurang 5 Km ke arah barat dari jantung kota Cirebon, tepatnya dikelurahan Graksan, terhampar bangunan yang unik. Areal bangunan ini dikenal sebagai Tamansari Gua Sunyaragi. Petilasan dengan arsitektur estetik bernilai historis, serta mengungkap nilai-nilai spritual yang merupakan salah satu warisan budaya masa lalu yang terdapat di wilayah Cirebon, Pembangunannya dilakukan pada tahun 1703, sedangkan gagasannya berasal dari benak Sang Patih Keraton Kasepuhan yang bernama Pangeran Arya Cirebon.
Taman Sari Sunyaragi adalah bekas taman sari pesanggrahan Kraton Ksepuhan yang fungsi utamya untuk menyepi. Arti nama sunyaragi sendiri berasal dari kata sunya artinya tempat menyepi dan ragi artinya raga, yang secara keseluruhan diartikan tempat untuk menyepi atau mengasingkan raga. Sebutan Gua dalam hal ini adalah bukan gua sebenarnya namun merupakan gua artificial, yang artinya dibangun dengan gaya arsitektur banyak menyerupai gua dan berhiaskan air.
Taman Gua Sunyaragi ini sebenarnya merupakan komplek bangunan kuno yang apabila dibagi-bagi akan terdapat 12 bangunan inti terdiri dari satu bangunan tambahan yaitu :
1. Gua Pengawal
2. Gua Pande Kemasan
3. Gua Simayang
4. Bangsal Jinem
5. Gua Pawon
6. Mande Beling
7. Gua Lawa
8. Gua Padang Ati
9. Gua Kelanggengan
10. Gua Peteng
11. Bale Kambang
12. Gua Arga Jumut
Masjid Agung Sang Cipta Rasa
Masjid ini masih merupakan bagian dari Kraton Kasepuhan, letaknya di sebelah barat alun-alun Sangkalabuwana luas arealnya + 4.750 m2, menurut historisnya masjid Agung Sang Cipta Rasa didirikan pada tahun 1422 tahun Saka atau 1500 Masehi.yang pelaksanaan pembangunannya di pimpin oleh Sunan Kalijaga. Nama Masjid Sang Cipta Rasa sendiri mempunyai Makna Filosofi Sang berarti Agung, Cipta berarti Bangunan sedang rasa berarti manfaat, sehingga arti kata Sang Cpta Rasa maksudnya berarti Bangunan yang memilki Manfaat yang Agung/besar yang dikaitkan dengan kegiatan syiar agama islam dan agama di tanah cirebon.
Keunikan Masjid ini yaitu dengan diadakannya adzan Pitu (tujuh Muadzin) pada setiap sholat jum’at.
Situs Taman Kera Kalijaga
Situs ini terletak di Kelurahan Kalijaga, Harjamukti jaraknya hanya berkisar + 600 m ke arah selatan. Situs ini di sebut juga dengan Taman Kera Kalijaga. Karena disitus ini terdapat banyak sekali kera yang telah beradaptasi dengan pengunjungnya. Menurut cerita orang yang terdahulubahwa kera-kera ini berasal dari jelmaan para pengikut Sunan Kalijaga yang tidak patuh terhadap ajaran Rosulullah. Dan situs ini merupakan petilasan sunan Kalijaga ketika beliau melaksanakan penyebaran agama islam di Cirebon.
Selain tempat-tempat bersejarah tersebut, ada juga kesenian dan kerajinan Cirebon yaitu Tari Topeng, Sintren, Kesenian Gembyung, Lukisan Kaca, dan Batik. Jika Anda ke Cirebon, anda juga bisa menikmati makanan-makanan lezat khas Cirebon yaitu:
Empal Gentong
Makanan ini disajikan dengan kuah santan yang kental dan gurih yang sebelum disajikan ditaruh di dalam gentong, bisa disantap menggunakan nasi atau lontong, dan berisi daging atau bagian dalam tubuh sapi (jeroan). Untuk penggemar pedas, bisa ditambahkan bubuk cabai merah.
Empal Asem
Ini seperti empal gentong, tapi perbedaannya terletak di kuahnya. Empal asem memiliki kuah yang bening dengan rasa asam yang segar.
Nasi Jamblang
Yang membuat unik makanan ini adalah nasinya yang dibungkus dengan daun jati. Biasanya makanan ini disantap dengan lauk yang beraneka macam seperti goreng paru, tempe, tahu, perkedel, dll dan dilengkapi sambal khas Cirebon juga.
Tahu Gejrot
Makanan ini berisi tahu yang hampir sama dengan tahu sumedang dan dipotong kecil-kecil lalu disajikan dengan kuah gula merah, bawang merah, bawang putih dan cabai yang diulek. Lalu disajikan diatas piring kecil yang terbuat dari tanah liat dan cara memakannya menggunakan potongan lidi/ tusuk gigi.
Ketoprak
Makanan ini berisi tahu goreng yang dipotong kecil-kecil, tauge, bihun, dan lontong. Lalu diberi bumbu kacang yang telah dicampur dengan bawang putih, cabai, dll.
Nasi Lengko
Makanan ini hampir mirip dengan ketoprak, namun disajikan dengan nasi. Makanan ini berisi tempe goreng, tahu goreng, tauge, timun yang dicincang kasar, dan disajikan dengan bumbu kacang lalu ditaburi seledri dan bawang goreng dan ditambahkan kecap.
Bubur Sop
Makanan ini disajikan dengan bubur, kol, daun bawang, tauco, potongan halus/suwiran ayam, kerupuk dan dituangi kuah sop. Makanan ini jika dilihat seperti gabungan dari bubur ayam dan Sayur Sop.
Docang
Makanan ini berisi lontong, potongan daun singkong, tauge, parutan kelapa, kerupuk dan diberi kuah yang dibuat dengan campuran oncom atau yang biasa disebut dage oleh orang Cirebon.
Sate Kalong
Eiittss.. jangan takut dulu. Mungkin kalian mengira sate ini terbuat dari daging kelelawar, tapi bukan. Sate ini diberi nama sate kalong karena dijual malam hari bahkan sampe lewat tengah malam. Sate ini terbuat dari daging kerbau dan rasanya manis dan gurih lalu disiram dengan bumbu kacang yang lezat.
Mie Koclok
Makanan ini berisi mie kuning, tauge, kol, potongan daging ayam, telor rebus lalu disiram dengan kuah santan yang kental dan gurih.
Tertarik untuk mengunjungi Cirebon? Tenang saja, jika anda ingin ke Cirebon, bisa menggunakan kereta api dan hanya memakan waktu 3 jam, sedangkan jika menggunakan mobil hanya 4-5 jam. Setelah puas mengunjungi Cirebon, jangan lupa untuk membeli oleh-oleh yang juga khas Cirebon yang sangat beraneka ragam dari mulai kerupuk udang sampai sirup Tjampolay.
Referensi:
Anonim. 2009. Kesenian dan tradisi khas Cirebon. http://www.fahmina.or.id/kecirebonan/seni-dan-tradisi/673-kesenian-dan-tradisi-khas-cirebon.html. Diakses pada tanggal 29 Maret 2012
Anonim. 2009. Sejarah Cirebon. http://silihasih.blog.com/sejarah-cirebon/. Diakses pada tanggal 29 Maret 2012
Nugraha, Adhi. 2010. Lokasi wisata di kota Cirebon bagian 2. http://sejarahcirebon.blogspot.com/2010/05/lokasi-wisata-di-kota-cirebon-bagian2.html. Diakses pada tanggal 29 Maret 2012
Nugraha, Adhi. 2010. Lokasi wisata di kota Cirebon bagian I. http://sejarahcirebon.blogspot.com/2010/05/lokasi-wisata-di-kota-cirebon-bagian-i.html. Diakses pada tanggal 29 Maret 2012