Sebelumnya saya sangat berterima
kasih kepada dosen kesehatan mental, Ibu Regina. Karena beliau sudah membukakan
pikiran saya mengenai betapa pentingnya kita menghargai waktu yang tersedia di
dalam hidup ini. Setelah saya menonton video tentang kecelakaan yang menewaskan
3 orang, saya lebih sadar kalau hidup ini akan berakhir kapan saja tanpa kita
ketahui. Disitu menceritakan tentang 3 orang yang berbeda. 2 orang laki-laki
dalam 1 mobil, dan 1 perempuan dalam mobil yang berbeda. Kedua mobil tersebut
kecelakaan secara tiba-tiba. Mereka bertiga tewas di tempat. Dan masing-masing
diberi kesempatan untuk melihat kehidupan mereka sebelum meninggal. Dan ketika
mereka hidup, pada saat waktunya beribadah mereka malah sibuk dengan kegiatan
masing-masing. Mereka lebih mementingkan kegiatan mereka daripada beribadah dan
berdoa pada Sang Pencipta. Pada kesempatan itulah mereka baru sadar dan
sangat-sangat menyesali perbuatan mereka yang ketika hidup tidak mendahului
urusan Tuhan. Namun salah satu laki-laki yang menjadi korban itu taat
beribadah, tidak seperti 2 orang lainnya. Pada saat melihat kehidupan dia
sebelumnya, dia merasa puas dan senang karena pada waktunya untuk beribadah,
dia langsung meninggalkan kegiatannya dan segera beribadah.
Penyesalan memang datang
belakangan. Sebelum penyesalan itu datang, gunakan dan manfaatkanlah waktu
serta kesempatan yang ada selagi kita masih bisa. Jangan sampai kelak di masa
yang akan datang, kita merasakan betapa pahitnya penyesalan itu. Seperti kata
peribahasa, Berakit-rakit ke hulu
berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Peribahasa
itu sangat berarti untuk kehidupan ini. Hidup ini sementara, gunakanlah waktu
sebaik mungkin meskipun itu membuat kita harus bersusah payah. Tetapi hasilnya
akan terlihat di masa depan.
Selain cerita yang diatas, ada lagi
video yang sangat menyentuh perasaan saya yaitu tentang orang tua. Video yang
menceritakan tentang seorang ayah yang cacat (tuna wicara) dengan anaknya yang
normal. Sang anak sangat malu dengan keadaan ayahnya yang tidak seperti seorang
ayah pada umumnya. Dia tidak menghiraukan setiap perkataan ayahnya. Namun sang
ayah tetap sayang pada anaknya. Ketika anaknya ulang tahun, ayahnya membelikan
dia kue ulang tahun. Namun sebelum kue itu diberikan, si anak tiba-tiba jatuh
di depan rumah dengan darah yang bercucuran. Mengetahui hal itu, sang ayah
langsung membawanya ke RS dan mendonorkan darahnya untuk si anak hingga
akhirnya dia meninggal dunia karena keadaan nya yang lemah. Saat itulah si anak
baru menyadari betapa sayang dan berartinya kehadiran sang ayah.
Disitulah saya sadar bahwa orang
tua akan selalu menyayangi anaknya meskipun kita memperlakukan orang tua secara
tidak hormat. Betapa mulianya kasih orang tua yang senantiasa menjaga dan
merawat kita hingga saat ini. Mereka rela berkorban demi kebahagiaan anaknya.
Kita sebagai anak sudah sepatutnya menghormati orang tua, dan membahagiakan
mereka. Jangan sampai membuat mereka kecewa terhadap kita.
Video lainnya menceritakan tentang
ayah dan anak yang sedang duduk di taman. Sang ayah sudah sangat tua, dan
ketika ada burung gereja yang datang ke depan mereka, sang ayah bertanya kepada
si anak, “apakah itu?”. Lalu si anak yang sedang sibuk membaca koran menjawab,
“itu burung gereja”. Lalu beberapa saat kemudian si ayah bertanya lagi, “apakah
itu?”. Si anak lalu menjawab, “burung gereja”. Tidak lama kemudian sang ayah
terus menerus bertanya lagi “apakah itu?”. Lalu dengan kesal anaknya menjawab
dengan nada tinggi, “itu burung gereja! Sudah berapa kali ku katakan? Itu
burung gereja! Burung G-E-R-E-J-A!”. Lalu ayahnya pergi dan kembali dengan
membawa sebuah buku dan menyuruh anaknya membaca dengan keras. Buku itu berisi cerita
tentang sang ayah ketika memiliki seorang anak laki-laki. Isi dari buku itu
kurang lebih seperti ini:
Saya
sedang duduk di taman dengan anak laki-laki bungsu ku. Ketika burung gereja
berdiri di hadapan kita berdua, dia bertanya “apakah itu?” sebanyak 21 kali.
Dan akupun menjawab sebanyak 21 kali “itu burung gereja”. Aku menjawab dengan
senyuman dan aku pun memeluknya setiap dia bertanya.
Setelah membaca buku itu, sang anakpun
langsung memeluk ayahnya.
Dari kisah tersebut saya dapat
mengambil banyak pelajaran. Salah satunya adalah kita sebagai anak tidak boleh
melupakan segala jasa yang telah diberikan oleh orang tua kita. Dulu sewaktu
kita kecil, orang tua dengan penuh kesabaran membimbing dan mengajari kita.
Meskipun seringkali kita membuat orang tua kita kesal, namun mereka tetap sabar
menghadapinya. Ada kalanya orang tua kita berperilaku seperti anak-anak ketika
mereka sudah tua. Kita pun sudah seharusnya menghadapi hal itu dengan sabar
seperti mereka yang menjaga kita selama ini.
Masih banyak video yang saya tonton
dengan berjuta makna terkandung di dalamnya. Namun video inilah yang sangat
menyentuh saya. Video-video yang mengungkap betapa berartinya hidup ini. Betapa
beruntungnya kita masih diberikan kesempatan untuk menikmati dunia ini dengan
segala yang kita miliki yang belum tentu orang lain pun memilikinya.
Sehebat-hebatnya kita, masih ada yang lebih hebat lagi. Seburuk-buruknya kita,
masih ada yang lebih buruk lagi. Hargailah hidup ini dengan menghargai waktu
yang kita miliki. Waktu terus berjalan, detik ini tidak akan sama dengan detik
selanjutnya. Detik ini mungkin akan kita rindukan setelah kita berada di detik
selanjutnya. Detik ini yang menentukan bagaimana kita dalam detik berikutnya.
Jangan sia-siakan waktu kita sekarang dengan hal yang tidak berguna.
Manfaatkanlah selagi kita masih bisa. Jangan sampai kita menyesal di kehidupan
yang akan datang.